Total Pageviews

Wednesday, October 6, 2010

Efek Buruk BlackBerry

By Muhammad Firman, Lutfi Dwi Puji Astuti - Selasa, 20 April
BlackBerry Storm

VIVAnews - Memiliki telepon seluler pintar semacam Blackberry memang menyenangkan. Tak hanya menghibur, tapi juga bermanfaat untuk pekerjaan. Tak heran jika jumlah penggunanya terus meningkat di seluruh dunia.
Namun, di balik nilai positif yang ditawarkan, perangkat canggih itu ternyata menyimpan sejumlah efek buruk yang dapat mengganggu kesehatan penggunanya.

1. Membuat ketagihan
Perangkat telepon seluler pintar ini begitu mudah membuat pemiliknya merasa kecanduan. Studi Rutgers University pada 2006 menyimpulkan, Blackberry dan perangkat serupa memicu kenaikan penggunaan internet yang cukup signifikan, namun berdampak buruk bagi kesehatan mental.

2. Mengganggu tidur
Dengan layanan internet 24 jam, perangkat Blackberry akan bergetar atau berdering setiap saat, ketika ada email dan pesan singkat masuk. Dan setiap saat pula, pengguna akan memainkan Blackberry-nya, termasuk ketika sudah berada di tempat tidur.
Tak jarang pula, pengguna begitu sensitif dengan getar Blackberry, sehingga mudah terbangun dari tidur untuk membuka pesan yang masuk.
Kebiasaan menyanding Blackberry di tempat tidur inilah yang akhirnya membuat tidur tak berkualitas. Dampak selanjutnya, tentu menyerang kesehatan. Bukan rahasia lagi bahwa rendahnya kualitas tidur berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental.
Sebuah penelitian mengungkap, pengguna Blackberry yang memiliki kebiasaan memainkannya sebelum tidur rentan mengalami insomnia, sakit kepala, dan kesulitan berkonsentrasi. Penelitian yang dilakukan Uppsala University di Swedia menambahkan bahwa radiasi telepon seluler bisa mengganggu aktivitas tidur.

3. Memicu cemas
Memiliki telepon selular cerdas semacam Blackberry memang menyenangkan bagi sebagian orang. Dengan Blackberry, aktivitas berkirim email, chatting, hingga berselancar di internet bisa dilakukan bersamaan, kapan saja, dan di mana saja. Banyak pula yang mengandalkannya untuk urusan pekerjaan.
Studi yang dilakukan MIT's Sloan School of Management pada 2007 mengungkap, penggunaan Blackberry membentuk budaya stres di tempat kerja. Fasilitas internet 24 jam yang dijagokan telepon seluler pintar itu mengacaukan waktu luang pekerja. Tugas dan hal-hal yang menyangkut pekerjaan bisa hadir kapanpun, termasuk kala sedang libur.

4. Melemahkan otak
Di balik kemudahan yang diberikan, Blackberry berisiko melemahkan daya konsentrasi penggunanya. Karakternya yang mampu membuat pengguna melakukan sejumlah hal dalam waktu bersamaan (multitasking) cenderung membuat seseorang kesulitan menyerap informasi lantaran fokusnya mudah beralih dari satu hal ke hal lain.
"Sebagai multitasker, otak mereka dibanjiri terlalu banyak informasi, akibatnya mereka tidak selektif lagi untuk memilah informasi yang penting dengan cepat," kata Dr David W Goodman, Direktur Pusat Gangguan Psikologis di Maryland, Baltimore.
Untuk itu, ia menyarankan para pengguna Blackberry agar tak mengaktifkan jaringan internetnya selama 24 jam. “Buat jadwal untuk membuka email, misalnya satu jam sekali, atau dua jam sekali," kata Goodman. "Jangan menjadikan diri sebagai budak getar atau dering Blackberry." (fmn)
LUCUNYA/ POLOSNYA SI JONI???

Si kecil Joni diperintahkan Papa pergi ke kamarnya dan segera tidur.
Lima menit kemudian

Joni: "Pa..."
Papa: "Ada apa?"
Joni: "Joni haus Pa. Bawain air dong"
Papa: "Tidak. Jangan pakai alasan itu. Ayo tidur! Matiin
lampunya"

Lima menit kemudian

Joni: "Pa.....!"
Papa: "ADA APA LAGI!"
Joni: "Joni HAUS. Aku boleh minum ya"
Papa: "Kan Papa sudah bikang tidak! Kalau kamu ngomong lagi,
Papa akan pukul Pantatmu!"

Lima menit kemudian

Joni: "Paaaaa....."
Papa: "APA!!!!!!!"
Joni: "Kalo papa kemari mau mukul pantat Joni, sekalian bawain
airnya ya Pa"

----------------------------


Mama: "Joni, sini!"
Joni: "Ada apa Ma?"
Mama" "Kamu benar-benar bikin Mama kecewa. Nilaimu kok makin jelek aja!"
Joni: "Tapi Ma, penerimaan Rapor kan baru besok"
Mama: "Mama tau. Tapi Mama besok mau belanja ke Singapur,jadi
sekarang aja Mama marahin kamu!"

----------------------------

Papa: "Joni! Kenapa nilai matematikamu jelek?"
Joni: "Abisnya Pa, Senin kemaren guru bilang 3+5 = 8"
Papa: "Lantas kenapa?"
Joni: "Hari Selasa bu guru bilang 4 + 4 = 8. Hari Rabu dia
bilang 6 + 2 = 8. Kalo bu guru ngomongnya beda-beda begitu,
gimana Joni tau mana yang benar?"

----------------------------

Guru: "Joni, berapa tahun umur ayahmu?"
Joni: "Sama dengan umur saya Bu Guru"
Guru" "Kok bisa sama?"
Joni: "Dia kan baru jadi ayah sejak saya lahir bu guru"

----------------------------

Guru: "Joni, kenapa isi karanganmu yang berjudul "Anjingku"
sama persis dengan isi karangan kakakmu? Kamu nyontek ya!"
Joni: "Nggak Bu. Anjingnya yang sama"

----------------------------

Papa: "Gurumu bilang kamu ini nggak bisa diajari apapun!"
Joni: "Itu makanya Joni bilang dia nggak berguna Pa!"

----------------------------

Guru: "Kamu lahir di mana?"
Joni: "Di Kalimantan Pak"
Guru: "Bagian mana?"
Joni: "Seluruh bagian badan saya Pak"

----------------------------

Guru: "Kenapa rambutmu nggak di sisir?"
Joni: "Nggak punya sisir bu"
Guru: "Kan bisa kamu pakai punya ayahmu"
Joni: "Ayah nggak punya rambut Bu"