Total Pageviews

Wednesday, April 20, 2011

UJIAN TENGAH SEMESTER - SOSKOM

Nama : Riska Setiawati
NIM : 0971511829
Mata Kuliah : Sosiologi Komunikasi
Periode : 0710
Dosen : Armaini Lubis, S.Sos., MM.
Sifat Ujian : Take Home
Kelompok : PI
Hari/Tanggal : Rabu, 29 Juli 2010
Ruangan : VI.4.5
==================================


Pertanyaan :

1. Jelaskan bagaimana lahirnya Ilmu Sosiologi Komunikasi!

2. Tugas sosiologi adalah mempelajari fenomena penting dalam kehidupan manusia dalam dunianya yaitu fakta-fakta sosial. Berilah contoh dan jelaskan fakta-fakta sosial tersebut!

3. Manusia menjadi sangat bermartabat apabila bermanfaat bagi manusia lainnya, Jelaskan pernyataan ini dan beri contoh!

4. Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan. Jelaskan dan beri contoh budaya yang dihasilkan oleh masyarakat!

5. Komunikasi massa adalah komunikasi yang berlangsung pada tingkat masyarakat luas. Lingkup komunikasi massa menyangkut sumber pemberitaan, pesan komunikasi, hubungan komunikan dan komunikator, dan dampak pemberitaan terhadap masyarakat. Beri contoh dampak pemberitaan media massa terhadap masyarakat!

6. Memperhatikan perkembangan tehnologi media, yaitu :
Ada empat titik penentu yang utama dalam sejarah komunikasi manusia
1. Ditemukannya bahasa sebagai alat tercanggih manusia
2. Berkembangnya seni tulisan dan berkembangnya kemampuan bicara manusia menggunakan bahasa
3. Berkembangnya kemampuan reproduksi kata-kata tertulis dengan menggunakan alat cetak (Dari sini muncul komunikasi massa)
4. Lahirnya komunikasi elektronik, telegram, telepon, radio, televisi, hingga satelit.

Jelaskan mengapa bahasa dikatakan sebagai alat tercanggih manusia, dibandingkan dengan alat lainnya!

7. Perubahan sosial, meninggalkan unsur-unsur budaya lama. Jelaskan mengapa ada manusia atau masyarakat meninggalkakn budaya-budaya lama!


Jawaban :

1. Lahirnya ilmu sosiologi komunikasi berasal dari asal mula kajian komunikasi dalam sosiologi yang bermula dari akar tradisi pemikiran Karl Marx, dimana Marx sendiri adalah masuk sebagai pendiri sosiologi yang beraliran Jerman sementara Claude Henri Saint-Simon, August Comte, dan Emile Durkheim merupakan nama-nama para ahli sosiologi yang beraliran Perancis.

Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat.
Herbert Spencer memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain
Emile Durkheim memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.

Dalam buku SOSIOLOGI Teks Pengantar Dan Terapan, Edisi kedua yang ditulis oleh J. Dwi Narwoko, mengatakan bahwa banyak ahli sepakat bahwa faktor yang melatarbelakangi kelahiran sosiologi adalah karena adanya krisis-krisis yang terjadi di dalam masyarakat. Laeyendecker (1983), misalnya mengaitkan kelahiran sosiologi dengan serangkain perubahan dan krisis yang terjadi di Eropa Barat. Proses perubahan dan krisis yang diidentifikasi Laeyendecker adalah tumbuhnya kapitalisme pada akhir abad 15, perubahan-perubahan di bidang sosial-politik, perubahan berkenaan dengan reformasi Martin Luther, meningkatnya individualisme, lahirnya ilmu pengetahuan modern, berkembangnya kepercayaan kepada diri sendiri, dan revolusi industri pada abad ke-18, serta terjadinya Revolusi Perancis. Sosiologi acapkali disebut sebagai ”ilmu keranjang sampah” (dengan nada memuji), karena membahas ikhwal atau masalah yang tidak dipelajari ilmu-ilmu yang ada sebelumnya dan karena kajiannya lebih banyak terfokus pada problem kemasyarakatan yang timbul akibat krisis-krisis sosial yang terjadi.

Sosiologi sejak semula telah menaruh perhatian pada masalah-masalah yang ada hubungan dengan interaksi sosial antara seseorang dan orang lainnya. Apa yang disebutkan oleh Comte dengan ”social dynamic”, ”kesadaran kolektif” oleh Durkheim, dan ”interaksi sosial” oleh Marx serta ”tindakan komunikatif” dan ”teori komunikasi” oleh Habermas adalah awal mula lahirnya perspektif sosiologi komunikasi. Bahkan melihat kenyataan semacam itu, maka sebenarnya gagasan-gagasan perspektif sosiologi komunikasi telah ada bersamaan dengan lahirnya sosiologi itu sendiri baik dalam perspektif struktural-fungsional maupun dalam perspektif konflik.


2. Tugas sosiologi adalah mempelajari fakta-fakta sosial, yakni suatu kekuatan dan struktur yang bersifat eksternal, tetapi mampu mempengaruhi perilaku individu. Dengan kata lain, fakta sosial merupakan cara-cara bertindak, berpikir dan berperasaan, yang berada diluar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikannya. Fakta sosial tidak hanya bersifat material, tetapi juga nonmaterial seperti kultur, agama atau institusi sosial.


3. Manusia menjadi sangat bermartabat apabila bermanfaat bagi manusia lainnya, maksudnya yaitu seperti yang kita ketahui bahwa pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial dimana tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya manusia lain, baik dalam konteks fisik maupun dalam konteks sosial-budaya. Terutama dalam konteks sosial-budaya, manusia membutuhkan manusia lain untuk saling berkolaborasi dalam pemenuhan kebutuhan fungsi-fungsi sosial satu dengan lainnya. Karena pada dasarnya suatu fungsi yang dimiliki oleh manusia satu akan sangat berguna dan bermanfaat bagi manusia lainnya. Karena fungsi-fungsi sosial yang diciptakan oleh manusia ditujukan untuk saling berkolaborasi dengan sesama fungsi sosial manusia lainnya, dengan kata lain manusia menjadi sangat bermartabat apabila bermanfaat bagi manusia lainnya.
Contohnya orang yang berstrata sosial lebih tinggi membantu orang yang berstrata sosial rendah, membagi/share keterampilan serta ilmu yang dimiliki antara satu dengan yang lainnya demi pemerataan SDM (Sumber Daya Manusia) agar menghasilkan sumber daya yang memiliki kemampuan/capability atau keterampilan yang handal dalam bidangnya masing-masing.


4. Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan, dimana tak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah pendukungnya.

Dua orang antropolog terkemuka yaitu Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu. Kemudian Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic, karena kebudayaan yang turun-temurun dari generasi ke generasi tetap hidup terus. Walaupun orang-orang yang menjadi anggota masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan kelahiran.

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk keperluan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalam arti yang luas. Contoh misalnya agama, ideologi, kebatinan, kesenian dan semua unsur yang merupakan hasil ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat. Selanjutnya, cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berfikir orang-orang yang hidup bermasyarakat dan yang antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan. Cipta merupakan baik yang berwujud teori murni, maupun yang telah disusun untuk langsung diamalkan dalam kehidupan masyarakat. Rasa dan cinta dinamakan pula kebudayaan rohaniah (spiritual atau immaterial culture). Semua karya, rasa dan cipta, dikuasai oleh karsa orang-orang yang menentukan kegunaannya agar sesuai dengan kepentingan sebagian besar atau dengan selursyarakat.


5. Dampak dari adanya pemberitaan media massa dan contohnya terhadap masyarakat meliputi :

Dampak Media Massa secara Fisik :
a) Dampak Ekonomis
Kehadiran media massa menimbulkan dampak ekonomis, yaitu menggerakkan sektor usaha seperti produksi, distribusi dan konsumsi jasa media massa.

b) Dampak Sosial
Mereka yang berlangganan Kompas rata-rata orang yang memiliki tingkat pendidikan tinggi. Dan sebaliknya, mereka yang membaca surat kabar Lampu Hijau, biasanya orang-orang dari kelas bawah.

c) Dampak Pada Penjadwalan Kegiatan
Dimalam hari, dimana searusnya anak-anak tidur, tetapi malah menonton tv.

d) Media Massa Sebagai Penyaluran Perasaan Tertentu
Media massa seringkali digunakan oleh seseorang untuk menghilangkan rasa kesepian, marah, kecewa, bosan, dll. Hal ini dilakukan tanpa mempersoalkan pesan apa yang disampaikan.

Dampak Media Massa berdasarkan isi pesan :
(a) Dampak Kognitif
Contoh : Berlangganan koran Pos Kota, kita akan menduga bahwa dunia ini penuh dengan tindakan kriminalitas.

(b) Dampak Afektif
Contoh : Adegan menangis/bersedih akan membuat kita ikut turut bersedih atas apa yang ditayangkan tersebut.

(c) Dampak Konatif
Contoh : Siaran/acara memasak di tv membuat ibu-ibu lebih gemar dan kreatif dalam memasak.


6. Bahasa dikatakan sebagai alat tercanggih manusia, dibandingkan dengan alat lainnya karena dibuat dengan tujuan untuk menyamakan makna, hal tersebut didasarkan bahwa alat-alat lain yang ada (seni tulisan, media komunikasi massa) tidak akan berjalan dengan baik tanpa menggunakan ”bahasa” sehingga bahasa dikategorikan sebagai alat tercanggih. Secara logika, ”bahasa” dapat digunakan tanpa menggunakan alat lain namun alat lain tidak dapat digunakan tanpa bahasa. Bahasa sudah digunakan dari jaman dahulu kala (jaman primitive), dimana mulai dari bahasa non-verbal untuk berkomunikasi, sedangkan alat-alat lain penggunaannya mengikuti perkembangan/kemajuan teknologi dan pengetahuan.


7. Perubahan sosial dan kebudayaan di masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari masyarakat itu sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.

(a). Sebab-Sebab yang berasal dari dalam masyarakat (sebab intern)
Berikut adalah sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat:
1) Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
2) Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
3) Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam keluarga.

(b). Sebab-Sebab yang berasal dari luar masyarakat (sebab ekstern)
Perubahan sosial dan kebudayaan juga dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat (sebab ekstern).
Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat.
1) Adanya pengaruh bencana alam.
Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut.
2) Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara yang dapat me-nyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
3) Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.

UTS Pengantar Ilmu Komunikasi

Nama : Riska Setiawati
NIM : 0971511829
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Komunikasi
Dosen : Bpk. Medya Apriliansyah, S.E, M.SI
===============================


Soal

1. Sebutkan pengertian komunikasi berdasarkan teori – teori yang anda ketahui, dan jelaskan pemahaman anda tentang teori tersebut?

2. Sebagai seorang komunikator harus bisa mengenal/memahami diri, menurut Joseph Luft & Harington Ingham merumuskan sebuah konsep yang perlu diketahui oleh seorang komunikator. Apa nama konsep tersebut dan jelaskan! Berikan contoh kongkrit dari konsep tersebut?

3. Dalam mengklasifikasikan komunikasi, indikator yang paling umum adalah berdasarkan konteksnya atau tingkatnya. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi komunikasi berdasarkan konteksnya tersebut?

4. Apa yang dimaksud dengan :
a. Self awarness
b. Self acceptance
c. Self actualization
d. Self disclose


Jawab

1. Pengertian Komunikasi menurut beberapa ahli, yaitu sebagai berikut :

Dr. Everett Kleinjan (East West Center Hawaii)
“Komunikasi sudah merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernapas. Sepanjang manusia ingin hidup, ia perlu berkomunikasi.”

Profesor Wilbur Schraam
Komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi.

Everett M. Rogers
Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

Rogers & D. Lawrence Kincaid (1981)
Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.

Menurut Lexicographer (ahli kamus bahasa),
Komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya. Webster’s New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.

Menurut Frank E.X. Dance dalam bukunya Human Communication Theory terdapat 126 buah definisi tentang komunikasi yang diberikan oleh beberapa ahli dan dalam buku Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar ilmu komunikasi dijabarkan tujuh buah definisi yang dapat mewakili sudut pandang dan konteks pengertian komunikasi. Definisi-definisi tersebut adalah sebagai berikut :

Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak).

Bernard Berelson dan Gary A. Steiner
Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, figur, grafik dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.

Theodore M. Newcomb
Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi, terdiri dari rangsangan yang diskriminatif dari sumber kepada penerima.

Carl. I. Hovland
Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (Komunikate).

Gerald R. Miller
Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.

Lasswell, 1960
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (Who?, says what?, in which channel? to whom? with what effect?

Raymond S. Ross
Komunikasi (intensional) adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator.

Mary B. Cassata dan Molefi K. Asante
Komunikasi adalah transmisi informasi dengan tujuan mempengaruhui khalayak.

Gode, 1959
Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.

Barnlund, 1964
Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan.

Ruesch, 1957
Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya.


Menurut saya,
Komunikasi adalah Suatu aktifitas/kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam bentuk penyampaian pesan/message ataupun informasi dari seseorang kepada orang lain atau yang biasa disebut dengan Komunikator/Sender kepada seorang Komunikan/receiver dimana pesan/message itu disampaikan melalui saluran ataupun media, baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung (melalui media cetak/elektronik, dll.) dan setelah pesan itu disampaikan, seorang komunikator berharap adanya umpan balik/feed back dari komunikan kepada komunikator tersebut, tentunya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator itu sendiri, baik itu adanya perubahan sikap maupun bertambahnya ilmu pengetahuan bagi seorang komunikan.



2. Johari Window atau Jendela Johari merupakan salah satu cara untuk melihat dinamika dari self-awareness, yang berkaitan dengan perilaku, perasaan, dan motif kita. Model yang diciptakan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham di tahun 1955 ini berguna untuk mengamati cara kita memahami diri kita sendiri sebagai bagian dari proses komunikasi. 4 Bagian tersebut adalah sebagai berikut :

1. Wilayah Terbuka (open area)
2. Wilayah Buta (blind area)
3. Wilayah Tersembunyi (hidden area)
4. Wilayah Tak dikenal (unknown area)


JENDELA JOHARI/ “JOHARI WINDOW”



(1) Wilayah Terbuka (open area) adalah wilayah yang dapat diketahui oleh diri sendiri maupun orang lain. Dimana orang tersebut dapat mengenal dirinya dengan baik, baik itu mengenai kelebihan, kekurangan, hal kepribadian ataupun sifat yang dimiliki oleh orang tersebut.

Contoh : Menyebutkan/memberitahukan nama, tempat tinggal, agama, bangsa, pendidikan, kegemaran dan sebagainya.

Sejauhmana kita dapat membuka jendela pada bagian ini (open area) maka semakin mudah orang lain menerima kehadiran diri kita.


(2) Wilayah Buta (blind area) adalah Wilayah yang tidak dapat diketahui oleh diri sendiri tetapi justru orang lain dapat mengetahuinya.

Contoh : Orang lain tahu mengenai tabiat-tabiat buruk seseorang, mis. bau badan seseorang.
Orang lain tahu bagaimana cara mengurangi grogi, bagaimana caranya menghadapi dosen A, dll.


(3) Wilayah Tersembunyi (hidden area) adalah Kemampuan yang kita miliki tersembunyi sehingga tidak diketahui oleh orang lain.


Di dalam wilayah ini, terdapat 2 konsep diantaranya:

1. Over Disclose : Sikap terlalu banyak mengungkap sesuatu. Sehingga hal-hal yang seharusnya disembunyikan juga diutarakan. Contoh : Konflik rumah tangga.

2. Under Disclose : Sikap terlalu menyembunyikan sesuatu yang seharusnya dikemukakan. Sikap ini menyulitkan psikiater, sebuah pasien sangat sulit menyampaikan informasi untuk pengobatan dirinya sendiri.

Contoh : Perhatian kita mengenai atasan, pekerjaan, keuangan, keluarga, kesehatan dan sebagainya.

(4) Wilayah Tak dikenal (unknown area) adalah Selain kita sendiri yang tidak mengenal diri juga orang lain tidak mengetahui siapa kita. Dampaknya bisa sering terjadi kesalahpahaman/salah persepsi terhadap orang lain yang belum dikenal.

Contoh : Menjudge seseorang sombong, padahal orang tersebut belum pernah berkenalan dengan diri kita.


3. Dalam mengklasifikasikan komunikasi, indikator yang paling umum adalah berdasarkan konteksnya atau tingkatnya. Terdapat empat tingkat komunikasi yang disepakati banyak pakar, yaitu: Komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi dan komunikasi massa. Beberapa pakar lainya menambahkan Komunikasi intrapribadi, komunikasi diadik (Komunikasi dua orang) dan komunikasi public (Pidato di depan Khalayak).

(1). Komunikasi Intrapribadi

Komunikasi Intrapribadi (intrapersonal communication) adalah komunikasi dengan diri sendiri. Contohnya berpikir. Komunikasi ini merupakan landasan komunikasi antar pribadi dan komunikasi dalam konteks–konteks lainya, meskipun dalam disiplin komunikasi tidak dibahas secara rinci dan tuntas. Dengan kata lain komunikasi intrapribadi ini melekat pada komunikasi dua-orang, tiga–orang dan seterusnya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain kita bisanya berkomunikasi denga diri sendiri. Keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain bergantung pada keefektifan komunikasi kita dengan diri sendiri.

(2). Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang–orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal. Bentuk khusus dari komunikasi antar pribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya dua orang, seperti suami–istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid atau dosen-mahasiswa. Ciri–ciri komunikasi diadik adalah pihak–pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat, pihak–pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal ataupun nonverbal. Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab para peserta komunikasi. Kedekatan hubungan pihak–pihak yang berkomunikasi akan tercermin pada jenis–jenis pesan atau respon nonverbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang ekspresif dan jarak fisik yang sangat dekat. Meskipun setiap orang dalam berkomunikasi antarpribadi bebas mengubah topik pembicaraan, kenyataannya komunikasi antarpribadi bisa saja didominasi oleh suatu pihak. Misalnya, komunikasi suami-istri didominasi oleh suami, komunikasi dosen–mahasiswa oleh dosen dan komunikasi atasan–bawahan oleh atasan.

(3). Komunikasi Kelompok

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama (adanya saling kebergantungan), mengenal satu sama lainnya dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut, meskipun setiap anggota boleh jadi punya peran berbeda. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, tetangga, kawan–kawan terdekat; kelompok diskusi; kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dengan demikian, komunikasi kelompok bisanya merujuk pada komunikasi yang dilakukan kelompok kecil (small group communication), jadi bersifat tatap–muka. Umpan balik dari seorang peserta dalam komunikasi kelompok masih bisa diidentifikasi dan ditanggapi langsung oleh peserta lainnya. Komunikasi kelompok dengan sendirinya melibatkan juga komunikasi antar pribadi, karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.


(4). Komunikasi Publik

Komunikasi publik (public communication) adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khayalak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato, ceramah atau kuliah (umum). Tabligh akbar yang sering disampaikan pendakwah kondang K.H. Zainuddin MZ adalah contoh komunikasi publik yang paling kena. Komunikasi publik biasanya berlangsung lebih formal dan lebih sulit dari pada komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok, karena komunikasi publik menuntut persiapan pesan yang cermat, keberanian dan kemampuan menghadapi sejumlah orang besar. Daya tarik fisik pembicara bahkan sering merupakan faktor penting yang menentukan efektivitas pesan, selain keahlian dan kejujuran pembicara. Ciri–ciri komunikasi publik adalah : terjadi di tempat umum (publik), misalnya di auditorium, kelas, tempat ibadah (Mesjid) atau tempat lainnya yang dihadiri sejumlah besar orang. Komunikasi publik sering bertujuan memberikan penerangan, menghibur, memberikan penghormatan atau menbujuk.


(5). Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Oleh karena itu, organisasi dapat diartikan sebagai kelompok dari kelompok–kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi dan ada kalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi kebawah, komunikasi ke atas dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antarsejawat, juga termasuk selentingan dan gossip.


(6). Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), biayanya relative mahal, yang dikelola oleh suatu lambaga atau orang yang dilembagakan, yang ditunjukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan–pesannya bresifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Meskipun khalayak ada kalanya menyampaikan pesan kepada lembaga (dalam bentuk saran-saran yang sering tertunda), proses komunikasi didominasi oleh lembaga, karena lembagalah yang menentukan agendanya. Komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi publik dan komunikasi organisasi berlangsung juga dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang disampaikan media massa ini.


Konteks – konteks komunikasi lainnya
Konteks – konteks komunikasi lain dapat dirancang berdasarkan kriteria tertentu, misalnya berdasarkan derajat keterlibatan teknologi dalam komunikasi. Menurut Blake dan Haroldsen, telepon dapat diklasifikasikan sebagai komunikasi media yang terletak diantara komunikasi tatap-muka dan komunikasi massa, yang ditandai dengan penggunaan teknologi dan berlangsung dalam kondisi khusus dan melibatkan peserta yang dapat diidentifikasi. Jadi penerima pesannya relatif sedikit dan diketahui oleh komunikator. Last but not least, konteks komunikasi dapat diklasifikasikan berdasarka bidang, kejujuran atau kekhususan, sehingga menjadi : komunikasi politik, komunikasi kesehatan, komunikasi pertanian, komunikasi bisnis, komunikasi instruksional, komunikasi pembangunan, komunikasi antar budaya, komunikasi internasional dan bahkan komunikasi antar galaksi. Bidang komunikasi yang disebut terakhir memang belum masuk kedalam disiplin ilmu komunikasi.


4. a). Self awarness adalah suatu konsep diri dimana dalam kesadaran diri akan seseorang tentang ”siapa aku?”, ”dimana aku?”, ”bagaimana aku””, ”apa yang telah aku lakukan?” dan ”bagaimana orang memandang diriku?”. Jadi dalam proses ini terjadinya konsep diri yang menyadari kenyataan sebenarnya siapa aku.

Jadi dari pengertian self awarness, suatu konsep diri untuk menyadari keadaan sebenarnya yang terjadi dalam diri.siapa aku?? seperti apa aku?? bagaimana keadaanku?? berada dimana aku? bagaimana orang melihat diriku?? dan itu harus dijawab dalam diri sendiri secara jujur agar dapat gambaran seutuhnya tentang diri sendiri.

b) Self acceptance adalah suatu konsep diri dimana orang itu sadar pada dirinya, maka yang terjadi pada dirinya akan diterimanya sebagai kenyataan.

Jadi dari penyadaran akan keberadaan diri dan kenyataan dalam diri sendiri maka harus bisa menerima apapun kenyataan sebenarnya dalam diri. Dan menjadikan sebuah kelebihan ataupun kekurangan yang harus diminimalisasikan.

c) Self actualization adalah suatu konsep diri dimana seseorang dapat menerima kenyataan itu, orang baru dapat mengembangkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh dirinya.

Jadi setelah melalui proses akan penyadaran diri dan menerima apa yang ada sebenarnya sesuai kenyataan maka ditemukannya kelebihan dan kekurangan. Dengan adanya kelebihan dikembangkannya dan bisa menjadi sebuah kekuatan dalam diri, sedangkan kekurangan yang ada diminimalkan agar tidak menjadi senjata yang makan tuan.

d) Self disclose adalah konsep diri dimana tanpa disadari kelebihan yang ada didalam diri diketahui orang banyak

Jadi dalam konsep ini, terjadi komunikasi atau diketahuinya kelebihan yang ada dalam diri oleh orang lain secara terang-terangan.