Total Pageviews

Wednesday, April 20, 2011

UJIAN TENGAH SEMESTER - SOSKOM

Nama : Riska Setiawati
NIM : 0971511829
Mata Kuliah : Sosiologi Komunikasi
Periode : 0710
Dosen : Armaini Lubis, S.Sos., MM.
Sifat Ujian : Take Home
Kelompok : PI
Hari/Tanggal : Rabu, 29 Juli 2010
Ruangan : VI.4.5
==================================


Pertanyaan :

1. Jelaskan bagaimana lahirnya Ilmu Sosiologi Komunikasi!

2. Tugas sosiologi adalah mempelajari fenomena penting dalam kehidupan manusia dalam dunianya yaitu fakta-fakta sosial. Berilah contoh dan jelaskan fakta-fakta sosial tersebut!

3. Manusia menjadi sangat bermartabat apabila bermanfaat bagi manusia lainnya, Jelaskan pernyataan ini dan beri contoh!

4. Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan. Jelaskan dan beri contoh budaya yang dihasilkan oleh masyarakat!

5. Komunikasi massa adalah komunikasi yang berlangsung pada tingkat masyarakat luas. Lingkup komunikasi massa menyangkut sumber pemberitaan, pesan komunikasi, hubungan komunikan dan komunikator, dan dampak pemberitaan terhadap masyarakat. Beri contoh dampak pemberitaan media massa terhadap masyarakat!

6. Memperhatikan perkembangan tehnologi media, yaitu :
Ada empat titik penentu yang utama dalam sejarah komunikasi manusia
1. Ditemukannya bahasa sebagai alat tercanggih manusia
2. Berkembangnya seni tulisan dan berkembangnya kemampuan bicara manusia menggunakan bahasa
3. Berkembangnya kemampuan reproduksi kata-kata tertulis dengan menggunakan alat cetak (Dari sini muncul komunikasi massa)
4. Lahirnya komunikasi elektronik, telegram, telepon, radio, televisi, hingga satelit.

Jelaskan mengapa bahasa dikatakan sebagai alat tercanggih manusia, dibandingkan dengan alat lainnya!

7. Perubahan sosial, meninggalkan unsur-unsur budaya lama. Jelaskan mengapa ada manusia atau masyarakat meninggalkakn budaya-budaya lama!


Jawaban :

1. Lahirnya ilmu sosiologi komunikasi berasal dari asal mula kajian komunikasi dalam sosiologi yang bermula dari akar tradisi pemikiran Karl Marx, dimana Marx sendiri adalah masuk sebagai pendiri sosiologi yang beraliran Jerman sementara Claude Henri Saint-Simon, August Comte, dan Emile Durkheim merupakan nama-nama para ahli sosiologi yang beraliran Perancis.

Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat.
Herbert Spencer memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain
Emile Durkheim memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.

Dalam buku SOSIOLOGI Teks Pengantar Dan Terapan, Edisi kedua yang ditulis oleh J. Dwi Narwoko, mengatakan bahwa banyak ahli sepakat bahwa faktor yang melatarbelakangi kelahiran sosiologi adalah karena adanya krisis-krisis yang terjadi di dalam masyarakat. Laeyendecker (1983), misalnya mengaitkan kelahiran sosiologi dengan serangkain perubahan dan krisis yang terjadi di Eropa Barat. Proses perubahan dan krisis yang diidentifikasi Laeyendecker adalah tumbuhnya kapitalisme pada akhir abad 15, perubahan-perubahan di bidang sosial-politik, perubahan berkenaan dengan reformasi Martin Luther, meningkatnya individualisme, lahirnya ilmu pengetahuan modern, berkembangnya kepercayaan kepada diri sendiri, dan revolusi industri pada abad ke-18, serta terjadinya Revolusi Perancis. Sosiologi acapkali disebut sebagai ”ilmu keranjang sampah” (dengan nada memuji), karena membahas ikhwal atau masalah yang tidak dipelajari ilmu-ilmu yang ada sebelumnya dan karena kajiannya lebih banyak terfokus pada problem kemasyarakatan yang timbul akibat krisis-krisis sosial yang terjadi.

Sosiologi sejak semula telah menaruh perhatian pada masalah-masalah yang ada hubungan dengan interaksi sosial antara seseorang dan orang lainnya. Apa yang disebutkan oleh Comte dengan ”social dynamic”, ”kesadaran kolektif” oleh Durkheim, dan ”interaksi sosial” oleh Marx serta ”tindakan komunikatif” dan ”teori komunikasi” oleh Habermas adalah awal mula lahirnya perspektif sosiologi komunikasi. Bahkan melihat kenyataan semacam itu, maka sebenarnya gagasan-gagasan perspektif sosiologi komunikasi telah ada bersamaan dengan lahirnya sosiologi itu sendiri baik dalam perspektif struktural-fungsional maupun dalam perspektif konflik.


2. Tugas sosiologi adalah mempelajari fakta-fakta sosial, yakni suatu kekuatan dan struktur yang bersifat eksternal, tetapi mampu mempengaruhi perilaku individu. Dengan kata lain, fakta sosial merupakan cara-cara bertindak, berpikir dan berperasaan, yang berada diluar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikannya. Fakta sosial tidak hanya bersifat material, tetapi juga nonmaterial seperti kultur, agama atau institusi sosial.


3. Manusia menjadi sangat bermartabat apabila bermanfaat bagi manusia lainnya, maksudnya yaitu seperti yang kita ketahui bahwa pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial dimana tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya manusia lain, baik dalam konteks fisik maupun dalam konteks sosial-budaya. Terutama dalam konteks sosial-budaya, manusia membutuhkan manusia lain untuk saling berkolaborasi dalam pemenuhan kebutuhan fungsi-fungsi sosial satu dengan lainnya. Karena pada dasarnya suatu fungsi yang dimiliki oleh manusia satu akan sangat berguna dan bermanfaat bagi manusia lainnya. Karena fungsi-fungsi sosial yang diciptakan oleh manusia ditujukan untuk saling berkolaborasi dengan sesama fungsi sosial manusia lainnya, dengan kata lain manusia menjadi sangat bermartabat apabila bermanfaat bagi manusia lainnya.
Contohnya orang yang berstrata sosial lebih tinggi membantu orang yang berstrata sosial rendah, membagi/share keterampilan serta ilmu yang dimiliki antara satu dengan yang lainnya demi pemerataan SDM (Sumber Daya Manusia) agar menghasilkan sumber daya yang memiliki kemampuan/capability atau keterampilan yang handal dalam bidangnya masing-masing.


4. Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan, dimana tak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah pendukungnya.

Dua orang antropolog terkemuka yaitu Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu. Kemudian Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic, karena kebudayaan yang turun-temurun dari generasi ke generasi tetap hidup terus. Walaupun orang-orang yang menjadi anggota masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan kelahiran.

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk keperluan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalam arti yang luas. Contoh misalnya agama, ideologi, kebatinan, kesenian dan semua unsur yang merupakan hasil ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat. Selanjutnya, cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berfikir orang-orang yang hidup bermasyarakat dan yang antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan. Cipta merupakan baik yang berwujud teori murni, maupun yang telah disusun untuk langsung diamalkan dalam kehidupan masyarakat. Rasa dan cinta dinamakan pula kebudayaan rohaniah (spiritual atau immaterial culture). Semua karya, rasa dan cipta, dikuasai oleh karsa orang-orang yang menentukan kegunaannya agar sesuai dengan kepentingan sebagian besar atau dengan selursyarakat.


5. Dampak dari adanya pemberitaan media massa dan contohnya terhadap masyarakat meliputi :

Dampak Media Massa secara Fisik :
a) Dampak Ekonomis
Kehadiran media massa menimbulkan dampak ekonomis, yaitu menggerakkan sektor usaha seperti produksi, distribusi dan konsumsi jasa media massa.

b) Dampak Sosial
Mereka yang berlangganan Kompas rata-rata orang yang memiliki tingkat pendidikan tinggi. Dan sebaliknya, mereka yang membaca surat kabar Lampu Hijau, biasanya orang-orang dari kelas bawah.

c) Dampak Pada Penjadwalan Kegiatan
Dimalam hari, dimana searusnya anak-anak tidur, tetapi malah menonton tv.

d) Media Massa Sebagai Penyaluran Perasaan Tertentu
Media massa seringkali digunakan oleh seseorang untuk menghilangkan rasa kesepian, marah, kecewa, bosan, dll. Hal ini dilakukan tanpa mempersoalkan pesan apa yang disampaikan.

Dampak Media Massa berdasarkan isi pesan :
(a) Dampak Kognitif
Contoh : Berlangganan koran Pos Kota, kita akan menduga bahwa dunia ini penuh dengan tindakan kriminalitas.

(b) Dampak Afektif
Contoh : Adegan menangis/bersedih akan membuat kita ikut turut bersedih atas apa yang ditayangkan tersebut.

(c) Dampak Konatif
Contoh : Siaran/acara memasak di tv membuat ibu-ibu lebih gemar dan kreatif dalam memasak.


6. Bahasa dikatakan sebagai alat tercanggih manusia, dibandingkan dengan alat lainnya karena dibuat dengan tujuan untuk menyamakan makna, hal tersebut didasarkan bahwa alat-alat lain yang ada (seni tulisan, media komunikasi massa) tidak akan berjalan dengan baik tanpa menggunakan ”bahasa” sehingga bahasa dikategorikan sebagai alat tercanggih. Secara logika, ”bahasa” dapat digunakan tanpa menggunakan alat lain namun alat lain tidak dapat digunakan tanpa bahasa. Bahasa sudah digunakan dari jaman dahulu kala (jaman primitive), dimana mulai dari bahasa non-verbal untuk berkomunikasi, sedangkan alat-alat lain penggunaannya mengikuti perkembangan/kemajuan teknologi dan pengetahuan.


7. Perubahan sosial dan kebudayaan di masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari masyarakat itu sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.

(a). Sebab-Sebab yang berasal dari dalam masyarakat (sebab intern)
Berikut adalah sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat:
1) Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
2) Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
3) Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam keluarga.

(b). Sebab-Sebab yang berasal dari luar masyarakat (sebab ekstern)
Perubahan sosial dan kebudayaan juga dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat (sebab ekstern).
Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat.
1) Adanya pengaruh bencana alam.
Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut.
2) Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara yang dapat me-nyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
3) Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.

No comments:

Post a Comment